Hubungi Kami untuk Peluang dengan

Berita Terkini

Cari

Proses Pembuatan Briket Secara Tradisional dan Modern, Mana yang Lebih Efisien?

IT DMK Cargo
7 Okt
2 menit membaca

Briket kini jadi bahan bakar alternatif yang makin digemari. Selain lebih ramah lingkungan, briket juga dikenal hemat dan praktis digunakan. Tapi, tahukah kamu kalau cara membuat briket ternyata ada dua? Yaitu dengan cara tradisional dan modern, yang masing-masing punya keunggulan tersendiri.

Cara Tradisional: Warisan Lama yang Masih Bertahan

Di beberapa daerah, terutama pedesaan, pembuatan briket masih dilakukan dengan cara klasik. Semua dimulai dari bahan-bahan alami seperti sekam padi, serbuk kayu, atau tempurung kelapa. Bahan-bahan ini dikeringkan, lalu dibakar perlahan dalam wadah tertutup sampai jadi arang namun tidak sampai habis terbakar.

Setelah itu, arang dihancurkan jadi bubuk halus, dicampur dengan sedikit air dan perekat alami (biasanya tepung tapioka), terus dicetak pakai alat sederhana. Hasil cetakannya dijemur di bawah matahari selama beberapa hari.

Kelebihannya, metode ini murah dan bisa dilakukan siapa saja. Namun kekurangannya juga jelas yaitu waktu produksinya lama dan hasilnya kadang kurang konsisten.

Cara Modern: Cepat, Bersih, dan Berkualitas Stabil

Sekarang, banyak produsen yang beralih ke metode modern. Semua prosesnya dikontrol mesin agar hasilnya rapi dan cepat. Bahan baku dikeringkan menggunakan dryer, dibakar dalam carbonizer dengan suhu tinggi supaya arangnya matang sempurna, lalu digiling halus di mesin grinder. Setelah itu, arang dicampur dengan perekat di mixer, dicetak memakai press, dan terakhir dikeringkan di oven industri supaya keringnya merata.

Hasilnya? Briket yang padat, tahan lama, dan punya nilai kalor tinggi. Cocok buat keperluan rumah tangga, bisnis kuliner, bahkan industri skala besar.

Bukan hanya soal efisiensi, penggunaan briket juga ikut membantu lingkungan karena bahan bakunya dari limbah organik. Apalagi kalau dibandingkan dengan arang kayu, briket jelas lebih ramah karena tidak membuat deforestasi.