Perbedaan Briket Biomassa dan Briket Batubara, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?
- IT DMK Cargo
- 8 Okt
- 2 menit membaca

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan briket semakin populer sebagai bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar dan gas elpiji. Namun tidak semua briket sama. Ada dua jenis yang paling sering digunakan, yakni briket biomassa dan briket batubara. Keduanya punya fungsi serupa, tapi berbeda dalam bahan baku, dampak lingkungan, dan efisiensi energi.
Bahan Baku dan Proses Produksi
Briket biomassa dibuat dari bahan organik seperti sekam padi, serbuk kayu, batok kelapa, atau limbah pertanian. Semua bahan itu dipadatkan melalui proses tanpa bahan kimia berbahaya. Karena berbahan dasar alami dan bisa diperbarui, briket biomassa sering disebut lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, briket batubara berasal dari serbuk batubara yang dipadatkan dengan perekat tertentu. Batubara merupakan sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui dan menghasilkan emisi karbon lebih tinggi.
Dampak Terhadap Lingkungan
Dari sisi emisi, briket biomassa lebih unggul. Pembakarannya menghasilkan karbon netral karena karbon yang dilepaskan sebanding dengan yang diserap tanaman saat masih hidup.
Sebaliknya, pembakaran briket batubara melepaskan gas rumah kaca yang tinggi, termasuk karbon dioksida dan sulfur dioksida. Jika digunakan dalam jangka panjang, emisi ini berkontribusi terhadap polusi udara dan perubahan iklim.
Efisiensi Energi dan Biaya
Briket batubara memang memiliki nilai kalor lebih tinggi, yakni sekitar 5000 hingga 7000 kilokalori per kilogram. Artinya, panas yang dihasilkan lebih besar. Namun, sisa abu yang ditinggalkan juga lebih banyak.
Briket biomassa memiliki nilai kalor yang lebih rendah, sekitar 3000 hingga 5000 kilokalori per kilogram. Meskipun begitu, biayanya lebih murah karena bahan bakunya mudah didapat dan bisa diproduksi secara lokal.
Tren Energi di Masa Depan
Seiring meningkatnya kesadaran terhadap energi hijau, penggunaan briket biomassa terus meningkat. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM bahkan mendorong masyarakat dan industri untuk beralih ke sumber energi terbarukan, termasuk biomassa.
Menurut laporan International Energy Agency (IEA), biomassa berpotensi menggantikan sebagian besar kebutuhan energi rumah tangga di negara berkembang jika dikelola dengan baik.
Dari berbagai aspek, briket biomassa dinilai lebih berkelanjutan dibandingkan briket batubara. Selain ramah lingkungan, harganya juga lebih terjangkau dan mendukung program transisi energi bersih.
Mulai dari langkah kecil!!
Gunakan briket biomassa di rumah atau usahamu dan ikut berkontribusi dalam menjaga bumi tetap hijau.
Hubungi kami melalui WhatsApp dan Email di bawah ini:
WhatsApp: +62 813 9669 0008
Email: marketing@mandalasuksesgemilang.com





Komentar