Mengapa Bangsa Eropa Rela Berlayar Ribuan Mil? Kisah Dramatis Perebutan Cengkeh Maluku
- IT DMK Cargo
- 20 jam yang lalu
- 2 menit membaca

Ratusan tahun yang lalu banyak kapal besar berlayar menembus badai selama berbulan-bulan demi mendapatkan rempah kecil bernama Cengkeh, rempah dari timur Nusantara yang mereka idamkan.
Aroma yang Mengguncang Dunia
Di abad ke-15, dunia benar-benar tergila-gila pada rempah. Di Eropa, cengkeh dianggap barang mewah yang bisa mengawetkan makanan, menyembuhkan penyakit, sampai jadi simbol kemakmuran bagi para bangsawan. Setiap butirnya bernilai sangat tinggi, bahkan setara dengan emas. Tapi waktu itu, asal rempah ini masih jadi misteri.
Yang orang Eropa tahu, cengkeh berasal dari “Kepulauan Rempah-Rempah” yang letaknya sangat jauh di timur. Rasa penasaran itu akhirnya berubah jadi ambisi. Negara-negara besar seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris berlomba mencari sumbernya. Mereka percaya, siapa yang menguasai rempah, dialah yang menguasai dunia.
Perjalanan Panjang Menuju Timur
Tahun 1512, pelaut Portugis bernama António de Abreu berhasil tiba di Maluku, tanah yang selama ini hanya jadi cerita. Di sana, mereka menemukan surga rempah: pohon-pohon cengkeh yang tumbuh subur di Ternate, Tidore, dan pulau-pulau sekitarnya.
Awalnya, kedatangan bangsa Eropa terlihat seperti kerja sama dagang. Tapi ternyata mereka datang membawa ambisi besar. Portugis ingin menguasai seluruh perdagangan cengkeh dan memaksa kerajaan-kerajaan lokal hanya menjual kepada mereka.
Perebutan dan Perlawanan
Kehidupan damai di Maluku mulai berubah. Ketika Belanda datang pada abad ke-17, persaingan makin panas. VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie menjalankan kebijakan monopoli dengan cara yang keras. Mereka bahkan membakar pohon-pohon cengkeh di luar wilayah kekuasaan mereka supaya harga tetap tinggi.
Rakyat Maluku tidak tinggal diam. Dari Ternate sampai Banda, mereka melawan demi mempertahankan hak dan tanah mereka. Tapi kekuatan senjata dan strategi dagang VOC membuat Nusantara terikat dalam monopoli rempah selama berabad-abad.
Jejak Harum yang Tak Pernah Pudar
Sekarang, aroma cengkeh bukan lagi lambang penjajahan, tapi bagian dari identitas Indonesia. Dari dapur sampai industri modern, cengkeh tetap punya tempat istimewa. Rempah kecil ini jadi bukti kalau bumi Nusantara menyimpan kekayaan luar biasa yang pernah mengguncang dunia.
Cengkeh bukan cuma peninggalan sejarah, tapi juga peluang besar untuk tembus pasar global. Saatnya harum cengkeh Indonesia dikenal lagi di seluruh dunia.
Tertarik Memesan dan Ekspor Cengkeh? Mandala Solusinya!
Hubungi kami melalui WhatsApp dan Email di bawah ini:
WhatsApp: +62 813 9669 0008
Email: marketing@mandalasuksesgemilang.com





Komentar